Biografi N. H. Dini
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin atau lebih dikenal dengan nama N. H. Dini adalah sastrawan, dan
novelis yang lahir pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang. Ia anak bungsu
dari lima bersaudara dari pasangan Saljowidjojo dan Kusaminah.
Setamat SMA bagian Sastra
(1959), ia mengikuti kursus Pramugari Darat GIA Jakarta (1956), dan terakhir
mengikuti kursus B-1 Jurusan Sejarah (1957).
N.H. Dini mulai menulis sejak tahun 1951. Pada tahun 1953
cerpen-cerpennya mulai dimuat di majalah Kisah, Mimbar Indonesia, dan Siasat.
Selain menulis cerpen, Dini juga menulis sajak dan sandiwara radio, serta
novel.
Dini dipersunting Yves Coffin, Konsul Prancis di Kobe, Jepang, pada
tahun 1960. Dari pernikahan itu ia dikaruniai dua anak, Marie-Claire Lintang
(lahir pada 1961) dan Pierre Louis Padang (lahir pada 1967). Sebagai
konsekuensi menikah dengan seorang diplomat, Dini harus mengikuti ke mana
suaminya ditugaskan. Dini berpisah dengan suaminya, Yves Coffin pada tahun
1984, dan mendapatkan kembali kewarganegaraan RI pada 1985 melalui Pengadilan
Negeri Jakarta.
Berbagai penghargaan telah diterimanya, antara lain pemenang Lomba
Penulisan naskah skenario untuk sandiwara radio se-Jawa Tengah (1955), mendapat
hadiah pertama untuk lomba Penulisan Cerita Pendek dalam Bahasa Prancis
se-Indonesia untuk cerpennya Sarang Ikan di Teluk Jakarta (1988). Pada tahun
1989 ia mendapat hadiah seni dari kementrian P & K untuk bidang sastra.
Pada tahun 1991 Dini kembali memperoleh Piagam Penghargaan Upapradana dari
Pemda TK I Jawa Tengah.
Pada tahun 2000 N. H. Dini kemudian sakit hepatitis B, selama 14
hari, dan terdapat batu di saluran empedunya. Biaya pengobatannya dibantu oleh
Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto dan sumbangan dari guru-guru SD. Setelah ia
sembuh, Dini, mengirimi mereka surat satu per satu. Ia sadar bahwa banyak orang
yang peduli kepadanya.
Selain terus berkarya, Dini juga sibuk menerima undangan ceramah
mengenai sastra dan budaya di dalam dan luar negeri. Selain itu, ia juga
mengelola sebuah taman bacaan untuk remaja dan anak-anak di Semarang, yang
kegiatannya mencakup latihan bahasa Indonesia dan diskusi.
Sejak 16 Desember 2003, ia kemudian menetap di Sleman, Yogyakarta .
Ia yang semula menetap di Semarang, kini tinggal di kompleks Graha Wredha
Mulya, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar